Jangan pernah takut untuk bermimpi, namun jangan terlena hanya dengan impian, karena hidup tak selamanya malam. Masih ada pagi untuk menapakkan kaki, ada siang untuk berjuang, dan hari esok yang menantikan setiap impian dihadirkan menjadi kenyataan ***** MATI!!! SUDAH PUNYA BEKAL APA? *****Jika anda berfikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti anda sudah berada di jalan yang benar menuju sukses ***** Untuk mencapai tujuan diperlukan semangat, usaha dan kerja keras ***** Seorang pria barulah lengkap sebagai seorang pria bila ia telah menanam pohon, memiliki anak, dan menulis buku ***** Apalagi yang bisa dibanggakan selain menjadi diri sendiri. Bila kita saja sudah berusaha menjadi orang lain, maka siapa yang akan menghargai kita ***** Menilai itu dari apa yang kita rasakan, bukan dari apa yang kita lihat. Karena tidak semua yang kita lihat itu benar ***** Bila tak mampu membahagiakan orang yang dicintai, maka setidaknya janganlah menjadi penyebab kesedihan baginya ***** Melupakan orang yang pernah anda cintai, sesulit mengingat orang yang tidak pernah anda kenal ***** Hidup itu simple: Kalau sedih maka tersenyumlah dan kalau bahagia maka tertawalah ***** Cinta sejati adalah ketika kita justru mampu membiarkan orang yang kita cintai terus menjadi seperti dirinya apa adanya, bukan merubahnya menjadi seperti apa yang kita inginkan darinya ***** Jenius adalah manakala ia mampu menyederhanakan sesuatu yang rumit *****

Kamis, 24 April 2014

"Masalah"

Beberapa waktu yang lalu ada sepasang suami istri yang datang untuk berkonsultasi mengenai ‘masalah’ dalam menangani prilaku buruk anak mereka. Pria dan wanita paruh baya itu datang mengendarai motor merk Honda yang rupanya tahun lama. Mengenakan pakaian yang sedikit lusuh mereka berjalan tertunduk seolah membawa ribuan kilogram beban di pundak mereka.

Masuk mereka melangkahkan kaki ke dalam ruang tamu yang tersedia. Dengan sedikit malu-malu mereka pun memulai perbincangan. Diawali dengan berkenalan serta mengutarakan maksud kedatangan mereka, maka selanjutnya perbincangan pun mulai mengarah kepada titik masalah yang ada.

Sebut saja mawar (nama samaran), ia adalah anak pertama dari pasangan suami istri ini. Kedua orang tuanya merasa bahwa anak ini sudah melewati batas kewajaran dalam bersikap dan berprilaku. Selain sangat sulit dinasehati, terakhir mawar pula sempat pergi dari rumah tanpa member kabar pada siapapun alias ngabur.
Mawar meninggalkan rumah sejak bulan februari dan baru ditemukan kembali pada bulan april, itu pun setelah mengupayakan berbagai daya upaya semaksimal mungkin dari pihak keluarga dan kenalan lainnya.
Melalui teknik pendalaman karakter dan pendalaman pokok permasalahan akhirnya kesimpulan diagnose pun didapat.

Coba anda bayangkankan kondisi berikut ini.

Seorang ayah yang tak begitu memiliki kedekatan secara emosional pada anaknya dan setiap harinya pun tidak terlalu sering berkomunikasi namun ternyata menyimpan kegilaan saat marah. Lepas control seolah akan menelan si anak saat ia sedang kesal dan marah.

Selain itu si ibu yang juga sangat pelit bahkan sangat cerewet menuntut selalu yang terbaik namun ia sendiri tak pernah memberikan dukungan baik secara riil maupun materil dengan kualitas yang terbaik. Setiap harinya hasil ocehan sang ibu ini yang sangat tidak jelas seolah sudah menjadi rutinitas layaknya jadwal makan saja.

Padahal ocehan yang ditujukan pada sang anak itu tidak mengandung sedikitpun unsure yang membangun dan memotivasi untuk kea rah yang lebih baik namun justru membuat si anak merasa tertekan bahkan cenderung terluka baik secara fisik dan psikis.

Nah, bagaimana jika anda berada dalam keluarga seperti itu????

Seorang anak perempuan yang usinya baru 14 tahun dan kurang dapat bergaul dan bersosialisasi dikarenakan kekangan yang tak berdasar dari pihak orang tua. Bahkan kemudian ia terus menerus ditekan dan merasa sangat tertekan hingga pada akhirnya naluri alami manusia untuk mempertahankan hidup dan menyelamatkan diri itu muncul malah dianggap sebuah kenakalan yang di luar batas kewajaran.

Siapa sih sebenarnya yang salah dalam fenomena seperti ini? Apakah orang tua itu selalu benar dan anak cenderung selalu salah atau bahkan dipaksa untuk terus mengalah. Bahkan sangat lekat ditelinga saya kata-kata anak kecil tahu apa, ini mah urusan orang gede, sembari menghardik dan mengusir. Padahal banyak sekali bukti dan prestasi yang ditorehkan di dunia ini justru oleh anak-anak.

Lalu apa sistem yang salah dalam pola pendidikan terapan di masyarakat ini??
Mari kita sama-sama mengoreksi diri untuk terus memperbaiki diri dalam meraih prestasi dan menggapai ridha Illahi.

Terimakasih, semoga bermanfaat...

0 komentar :

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes