Apa kabar pembaca sekalian??
Semoga tetap sehat selalu dan makin sukses ya….
Bolehkah di awal ini saya melontarkan sebuah pertanyaan?
1. Berapa usia anda saat ini?
2. Sudah berkeluarga?
3. Sudahkah punya anak?
4. Apa profesi anda?
5. Layakkah disebut dewasa?
Nah, tidak usah anda utarakan jawabannya. Cukup anda simpan dalam benaka pembaca sekalian.
Mengapa saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut??
Ya…
Sebagai intermezzo dari pembahasan kita kali ini. Kali ini saya ingin sedikit mengangkat topic yakni
“JADI TUA ITU PASTI, JADI DEWASA ITU PILIHAN”
Jangan kaget dulu, karena ini bukanlah siding pleno DPR
Hehehe………….
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa usia makin hari makin bertambah dan seiring dengannya jatah hidup kita di dunia yang fana ini pun makin berkurang. Alangkah bahagianya bagi mereka yang pada usia senja/tuanya dapat menikmati hari-hari bahagia bersama keluarga tercinta, anak cucu dan karib kerabat tanpa direpotkan dan dipusingkan dengan urusan keduniaan lagi. Jadi benar-benar menikmati hasil dari jerih payah yang selama ini telah dilakukan kala usia muda.
Namun taukah anda, tua bukan berarti orang itu dewasa. Tua itu pasti karena itu berkaitan dengan usia seseorang, tapi dewasa belum tentu karena dewasa merupakan suatu proses kematangan dalam berfikir dan berprilaku.
Banyak sekali kita menemui orang-orang yang sudah tua namun tingkah laku dan perbuatannya taubahnya seperti anak kecil yang belum tahu apa-apa, namun caranya berkata seolah sudah mengerti segala-galanya. Orang seperti ini terkadang hanya pandai berbicara saja, namun dalam bukti pengimplementasian dalam perbuatannya 0% (nol persen).
Banyakkah orang seperti ini?
Ya, tentu saja banyak sekali.
Bukan berarti saya mengklaim bahwa diri saya sudah lebih baik, namun mari kita memperbaiki diri bersama berdasarkan kesadaran diri pribadi masing-masing. Jangan sampai kita dikatakan orang hanya banyak omong dan pintar bicara saja namun tingkah laku kita justru menuai hujatan atau membuat orang lain jengkel dan marah karenanya.
Idealnya semakin tua kita maka diiringi pengalaman yang juga banyak maka kedewasaan dalam berfikir dan bersikap pun semakin matang.
Tapi kalau kita membicarakan sesuatu yang ideal maka bagi saya itu hanya ada pada tataran konsep dan teks book saja. Bagi saya tidak ada yang benar-benar ideal di kehidupan dunia ini. Maka kita lah yang coba tuk mensubtitusi serta melengkapi berbagai hal itu menuju sebuah keidealan menurut versi yang kita pahami dan yang kita yakini kebenarannya.
Untuk menjadi orang yang memiliki pemikiran yang dewasa tidaklah tergantung pada usia orang itu, melainkan referensi serta pengalaman yang ia miliki tentunya. Selain daripada itu tentu saja cara atau penyikapan diri terhadap factor luar yang diterima oleh diri dan fikirannya. Bentukan diri dari didikan dan pola asuh serta latar belakang pendidikan tentu saja sangat mempengaruhi gaya berfikir seseorang serta caranya dalam bertingkah laku.
Saya pribadi sangat suka terhadap orang yang menunjukan kematangan dalam berfikir dan berprilaku. Tentu saja anda pun saya rasa tidak akan jauh berbeda pendapat dengan saya mengenai hal ini kan. Mana mungkin ada orang yang menyukai seseorang yang bertingkah kekanak-kanakan dan tidak bisa menyesuaikan diri pada tempat dan situasi yang bagaimana seharusnya ia berada dan bersikap.
Seseorang yang memiliki kematangan serta kedewasaan akan menunjukan prilaku yang mandiri dan memikat lawan interaksinya secara alamiah melalui gerak tubuh serta tutur kata yang memiliki kesan dan ciri jati diri yang kuat.
Seiring bertambahnya usia pula maka otak manusia telah berproses tanpa kita sadari sepenuhnya dengan in-put dan out-put interaksi keseharian kita. Seharusnya data yang tersimpan di memori otak kita itu mampu menjadi bahan dasar atau materi yang bermutu jika diolah dengan tepat sehingga menghasilkan out-put yang memuaskan pula, bukan hanya memuaskan diri pribadi tetapi juga orang-orang yang berada di sekitar kita.
Ingat kawan, tua itu pasti namun dewasa itu pilihan. Apakah kita akan tetap menjadi anak-anak yang terperangkap di tubuh orang dewasa atau memilih untuk menjadi dewasa sepenuhnya baik secara fisik atau tubuh dan juga secara pemikiran dan tingkah laku.
Jangan biarkan orang lain menghujat anda dengan kata-kata kasar baru anda berubah.
Jangan sampai anda mendapat cacian baru anda berfikir akan perbuatan yang anda lakukan.
Orang lain marah atau kesal terhadap kita itu pasti ada alasannya, tidaklah mungkin orang lain begitu saja kesal dan marah apalagi sampai khilaf melakukan kontak fisik jika tidak ada sesuatu yang menstimulus dan mendasarinya, maka dari itu janganlah reaktif mengeluarkan reaksi berlebih dan tidak terima, lakukanlah pengamatan pada diri sendiri dan lakukanlah perenungan atas apa yang telah anda perbuat sehingganya orang lain melakukan suatu perbuatan tertentu pada anda terlebih bila itu perbuatan yang menyakitkan menurut versi anda.
Jadi, pesan saya kali ini
Dewasalah dalam berfikir dan berprilaku, jangan biarkan hujatan itu sejurus menghujat anda. Karena anda tercipta dan terlahir ke dunia ini sebagai pemenang yang telah dibekali Tuhan dengan berbagai kemampuan menakjubkan untuk bertahan hidup dan menakhlukkan dunia.
Bangkitlah….
Bangkitkanlah pribadi luar biasa yang mungkin selama ini tertidur pulas…
Bangun dan tataplah dunia…
Sapalah mentari dengan semangat dan senyum penuh gairah….
Dan katakan
AKU DI SINI AKAN MENJEMPUT KESUKSESAN YANG TELAH DIGARISKAN TUHAN UNTUKKU….
1. Berapa usia anda saat ini?
2. Sudah berkeluarga?
3. Sudahkah punya anak?
4. Apa profesi anda?
5. Layakkah disebut dewasa?
Nah, tidak usah anda utarakan jawabannya. Cukup anda simpan dalam benaka pembaca sekalian.
Mengapa saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut??
Ya…
Sebagai intermezzo dari pembahasan kita kali ini. Kali ini saya ingin sedikit mengangkat topic yakni
“JADI TUA ITU PASTI, JADI DEWASA ITU PILIHAN”
Jangan kaget dulu, karena ini bukanlah siding pleno DPR
Hehehe………….
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa usia makin hari makin bertambah dan seiring dengannya jatah hidup kita di dunia yang fana ini pun makin berkurang. Alangkah bahagianya bagi mereka yang pada usia senja/tuanya dapat menikmati hari-hari bahagia bersama keluarga tercinta, anak cucu dan karib kerabat tanpa direpotkan dan dipusingkan dengan urusan keduniaan lagi. Jadi benar-benar menikmati hasil dari jerih payah yang selama ini telah dilakukan kala usia muda.
Namun taukah anda, tua bukan berarti orang itu dewasa. Tua itu pasti karena itu berkaitan dengan usia seseorang, tapi dewasa belum tentu karena dewasa merupakan suatu proses kematangan dalam berfikir dan berprilaku.
Banyak sekali kita menemui orang-orang yang sudah tua namun tingkah laku dan perbuatannya taubahnya seperti anak kecil yang belum tahu apa-apa, namun caranya berkata seolah sudah mengerti segala-galanya. Orang seperti ini terkadang hanya pandai berbicara saja, namun dalam bukti pengimplementasian dalam perbuatannya 0% (nol persen).
Banyakkah orang seperti ini?
Ya, tentu saja banyak sekali.
Bukan berarti saya mengklaim bahwa diri saya sudah lebih baik, namun mari kita memperbaiki diri bersama berdasarkan kesadaran diri pribadi masing-masing. Jangan sampai kita dikatakan orang hanya banyak omong dan pintar bicara saja namun tingkah laku kita justru menuai hujatan atau membuat orang lain jengkel dan marah karenanya.
Idealnya semakin tua kita maka diiringi pengalaman yang juga banyak maka kedewasaan dalam berfikir dan bersikap pun semakin matang.
Tapi kalau kita membicarakan sesuatu yang ideal maka bagi saya itu hanya ada pada tataran konsep dan teks book saja. Bagi saya tidak ada yang benar-benar ideal di kehidupan dunia ini. Maka kita lah yang coba tuk mensubtitusi serta melengkapi berbagai hal itu menuju sebuah keidealan menurut versi yang kita pahami dan yang kita yakini kebenarannya.
Untuk menjadi orang yang memiliki pemikiran yang dewasa tidaklah tergantung pada usia orang itu, melainkan referensi serta pengalaman yang ia miliki tentunya. Selain daripada itu tentu saja cara atau penyikapan diri terhadap factor luar yang diterima oleh diri dan fikirannya. Bentukan diri dari didikan dan pola asuh serta latar belakang pendidikan tentu saja sangat mempengaruhi gaya berfikir seseorang serta caranya dalam bertingkah laku.
Saya pribadi sangat suka terhadap orang yang menunjukan kematangan dalam berfikir dan berprilaku. Tentu saja anda pun saya rasa tidak akan jauh berbeda pendapat dengan saya mengenai hal ini kan. Mana mungkin ada orang yang menyukai seseorang yang bertingkah kekanak-kanakan dan tidak bisa menyesuaikan diri pada tempat dan situasi yang bagaimana seharusnya ia berada dan bersikap.
Seseorang yang memiliki kematangan serta kedewasaan akan menunjukan prilaku yang mandiri dan memikat lawan interaksinya secara alamiah melalui gerak tubuh serta tutur kata yang memiliki kesan dan ciri jati diri yang kuat.
Seiring bertambahnya usia pula maka otak manusia telah berproses tanpa kita sadari sepenuhnya dengan in-put dan out-put interaksi keseharian kita. Seharusnya data yang tersimpan di memori otak kita itu mampu menjadi bahan dasar atau materi yang bermutu jika diolah dengan tepat sehingga menghasilkan out-put yang memuaskan pula, bukan hanya memuaskan diri pribadi tetapi juga orang-orang yang berada di sekitar kita.
Ingat kawan, tua itu pasti namun dewasa itu pilihan. Apakah kita akan tetap menjadi anak-anak yang terperangkap di tubuh orang dewasa atau memilih untuk menjadi dewasa sepenuhnya baik secara fisik atau tubuh dan juga secara pemikiran dan tingkah laku.
Jangan biarkan orang lain menghujat anda dengan kata-kata kasar baru anda berubah.
Jangan sampai anda mendapat cacian baru anda berfikir akan perbuatan yang anda lakukan.
Orang lain marah atau kesal terhadap kita itu pasti ada alasannya, tidaklah mungkin orang lain begitu saja kesal dan marah apalagi sampai khilaf melakukan kontak fisik jika tidak ada sesuatu yang menstimulus dan mendasarinya, maka dari itu janganlah reaktif mengeluarkan reaksi berlebih dan tidak terima, lakukanlah pengamatan pada diri sendiri dan lakukanlah perenungan atas apa yang telah anda perbuat sehingganya orang lain melakukan suatu perbuatan tertentu pada anda terlebih bila itu perbuatan yang menyakitkan menurut versi anda.
Jadi, pesan saya kali ini
Dewasalah dalam berfikir dan berprilaku, jangan biarkan hujatan itu sejurus menghujat anda. Karena anda tercipta dan terlahir ke dunia ini sebagai pemenang yang telah dibekali Tuhan dengan berbagai kemampuan menakjubkan untuk bertahan hidup dan menakhlukkan dunia.
Bangkitlah….
Bangkitkanlah pribadi luar biasa yang mungkin selama ini tertidur pulas…
Bangun dan tataplah dunia…
Sapalah mentari dengan semangat dan senyum penuh gairah….
Dan katakan
AKU DI SINI AKAN MENJEMPUT KESUKSESAN YANG TELAH DIGARISKAN TUHAN UNTUKKU….
0 komentar :
Posting Komentar