Mimpi melihat Tim Garuda merumput di kancah internasional pun pasti tertanam kuat dalam jiwa penduduk Indonesia.
Tak hanya impian melihat Timnas berlaga di kancah piala dunia, namun juga impian bahwa sepakbola Indonesia dan tim yang bermain di liga-liga Indonesia pun diharapkan dapat menjadi sorotan dunia seperti halnya tim-tim besar di Liga Inggris dan liga spanyol beserta liga-liga dunia lainnya.
Alih-alih doa yang terkabul, akhirnya Sepakbola Indonesia benar-benar menjadi sorotan dunia internasional, bahkan masuk pemberitaan media serta perbincangan publik di sosial media.
Bermula saat Tim garuda muda Indonesia U-19 yang di kepalai Evan dimas dan kawan-kawan beberapa waktu lalu.
Publik Indonesia mendapati dunia sepakbola Indonesia yang mulai berjaya dan 'membubung tinggi' dengan meraih juara AFF. Evan dimas dan skuad Timnas U-19 pada saat itu benar-benar mendunia berkat prestasinya.
Semangat dan jiwa kecintaan pada tanah air kemudian bersatu padu tercurah mendukung Timnas U-19 ini.
Namun beberapa pekan belakangan ini ternyata prestasi Timnas U-19 asuhan Indra Syafri pun mulai redup, bak seperti ditinggalkan 'Dewi Fortuna'nya.
Kekalahan demi kekalahan mulai menerpa hingga akhirnya asa publik yang sempat meninggi pun mulai redup.
Kemudian yang beberapa hari yang lalu, dunia sepakbola Indonesia kembali lagi menjadi sorotan dunia internasional.
TAPI BUKAN KARENA PRESTASInya, melainkan karena sikap TERCELA yang diperlihatkan di atas lapangan.
Hal tersebut lebih tepatnya adalah pada saat pertandingan antara PSS SLEMAN vs PSIS pada tanggal 26 Oktober 2014 di stadion SASANA KRIDA, SLEMAN.
Pertandingan tersebut diwarnai berbagai aksi MEMALUKAN dan MENCORENG kancah persepakbolaan INDONESIA di mata dunia.
Pasalnya pada pertandingan MEMALUKAN itu terjadi 5 (LIMA) GOL BUNUH DIRI yang dilakukan dengan SENGAJA oleh para pemain masing masing tim sehingga akhirnya PSS SLEMAN dan PSIS DI'TENDANG' keluar dari kompetisi tersebut.
Pada laga babak delapan besar Divisi Utama yang berlangsung di Stadion Sasana Krida, Sleman, Ahad (26/10), kedua tim membobol gawangnya sendiri. Dua pemain PSIS mencetak tiga gol bunuh diri, yaitu Fadly Manan (90') dan Koemadi (90' dan 90+3). Kemudian dua gol PSIS berasal dari Pemain PSS yang melakukan bunuh diri, yaitu Hermawan (86') dan Agus Setiawan (88').
Rasanya PANTAS jika PSS SLEMAN dan PSIS tak hanya diDISKUALIFIKASI tapi juga DICORET dari dunia sepakbola INDONESIA, bahkan WASIT yang memimpin pertandingan kala itu pun WAJIB DIADILI.
Fenomena yang disebut 'SEPAKBOLA GAJAH' ini telah ramai diperbincangkan di publik baik melalui sosial media maupun media lainnya.
Terjadinya lima gol dalam kurun waktu 10 menit ini pun langsung menjadi perbincangan para pecinta sepak bola di jejaring sosial Twitter. "Saat pak @jokowi_do2 dan @Pak_JK umumkan menteri, saat bersamaan terjadi sepak bola gajah ala PSSI. PSIS 2-3 PSS. Gol bunuh diri semua!!," demikian dituliskan akun twitter @akmalmarhali.
Kalimat-kalimat sinis juga bahkan dilontarkan akun twitter para suporter klub masing-masing. "No winner for this match PSS vs PSIS, sorry. (tidak ada pemenang dalam pertandingan PSS vs PSIS)," tulis akun @PSIS_Semarang.
"Sangat Memalukan Persepakbolaan INDONESIA..
2 TEAM ini tidak layak masuk ISL dan harusnya D DREGRADASI kekasta terendah..
dan biar PSGC yang maju ke semifinal melawan BORNEO..
PENGECUT PSS dan PSIS" ungkap Rizaldi Yuda Pratama.
Rasa-rasanya tak sanggup lagi menampakan muka dalam kancah sepakbola dunia, WAJAH INDONESIA TERCORENG habis-habisan karena ulah PSS SLEMAN dan PSIS ini.
Bagi anda yang ingin melihat video memalukan ini silahkan klik di sini.
Komisi Disiplin PSSI akhirnya mengeluarkan keputusan terkait pelanggaraan terhadap fair play yang terjadi di laga pamungkas Divisi Utama antara PSS Sleman melawan PSIS Semarang, Ahad (28/10). Keputusan dikeluarkan setelah Komdis menggelar sidang di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (28/10) yang mengundang pencetak gol bunuh diri dari kedua tim, manajemen dan juga penjaga gawang dari masing-masing tim ini.
Hendaknya PSSI dapat memberikan sanksi tegas dan hukuman seberat-beratnya atas sikap yang menodai fair play dalam pertandingan olahraga tersebut, kalau perlu beri sanksi larangan bermain dan berkecimpung lagi di dunia sepakbola seumur hidup. Cukup wajah dan sepakterjang mereka itu dibungkus rapi di dalam peti dan di kubur dalam-dalam di tengah gurun pasir.
Padahal....
PSS dan PSIS sebenarnya sama-sama sudah memastikan diri melaju ke semifinal. Berkat kemenangan ini, PSS Sleman lolos ke semifinal dengan status juara grup. PSS mengantongi 14 poin, sementara PSIS mengoleksi 11 poin.
Begitu banyak ulasan dan pemberitaan media terkait 'SEPAKBOLA GAJAH' ini, berikut beberapa tajuk dari laman lainnya yang bisa anda juga buka dan baca berita terkait ini;
1. PSS Sleman vs PSIS, Sepakbola Gajah atau Sepakbola Unjuk Rasa?
2. Tragedi Sepakbola Koplak ala PSIS VS PSS
3. Hal-hal Konyol di Sepakbola Gajah Ala PSS Sleman Vs PSIS Semarang: Gawang Dijaga Striker Musuh
Lihat Videonya berikut ini guys............!!!!!!!!!!!!!