Beberapa waktu lalu perhelatan akbar 5 (lima) tahunan di Indonesia dalam mencari sosok RI 1 dan RI 2 yang baru, baru saja berlalu.
Pada awal pencalonan RI 1 dan RI 2 ada 2 pasang calon yang ikut 'bertarung' dalam perhelatan akbar tersebut yakni;
1. Pasangan PRABOWO - HATTA dengan nomor urut 1 (SATU)
2. Pasangan JOKOWI - JK di nomor urut 2 (DUA)
Dalam perjalanan panjang menemukan sosok pemimpin dan penguasa baru Indonesia tersebut, banyak warna-warni serta bumbu-bumbu penyedap kompetisi baik yang baik dan positif bahkan yang hina (saling menghujat) maupun yang negatif, hingga kampanye tak pantas pun dilakukan dengan berbagai modus operandinya.
Memang yang sangat nampak adalah pertarungan di posisi para pendukung dan relawan.
Kegiatan, argumen, celoteh, dan berbagai media untuk memenangkan pasangan calon yang diusung pun diberdayakan, bahkan media sosial (internet) pun tak luput darinya.
Sempat heboh melalui facebook dan twitter para netizen pendukung masing-masing pasangan saling serang dan saling berargumentasi 'menjajakan' kelayakan calon pasangan usungan mereka sebagai yang terbaik dan paling ideal menjadi pemimpin negeri ini.
Suasana pun sempat 'memanas' bahkan hingga akhir proses perhitungan dan pengumuman hasil pemilu berlangsung.
Di berbagai daerah disinyalir terjadi berbagai kecurangan pemilu dengan berbagai modus, bahkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survey pun sempat diragukan keabsahannya karna ketidak netralannya dari pasangan calon RI 1 dan RI 2 yang ada.
Selain itu tak luput media televisi nasional pendukung masing-masing calon presiden dan wakil presiden pun saling serang baik melalui media pemberitaan maupun media pencitraan agar pasangan usungan mereka menang.
Jika kita amati, pemilu kali ini sungguh luarbiasa, animo masyarakat sangat luarbiasa.
Tidak hanya politisi, berbagai elemen masyarakat lainnya pun ikut terlibat baik secara aktif maupun pasif dalam 'pertarungan' perhelatan akbar tersebut, mulai dari kalangan artis, pemuka agama, pegawai negeri, karyawan, seniman, dewasa, anak-anak, remaja, pengusaha, ibu rumah tangga, sosialita, nelayan, guru, preman, hingga pengangguran pun ikut berpartisipasi meramaikan kancah perhelatan akbar tersebut, baik sebagai relawan aktif maupun tim sukses.
Hingga detik-detik penghitungan hasil pemilu dilakukan, suasana pun kian memanas sampai akhirnya di beberapa lokasi terjadi pemungutan suara ulang.
Argumentasi masing-masing kubu pun muncul sebagai yang paling benar.
Pada akhirnya KPU mengumumkan bahwa pasangan nomor urut 2 (dua) yakni Jokowi-JK sebagai pemenang, suasana pun semakin memanas, aksi saling lapor bahkan hingga ke lembaga peradilan pun dipertontonkan.
Masyarakat pun terheran dengan kondisi yang ada, hingga seperti yang saya saksikan sendiri bahwa banyak terjadi perpecahan di kalangan masyarakat, tak hanya di kalangan bermasyarakat dan bertetangga saja, di dalam rumah dan sekeluarga pun sempat terpecah karena masing-masing memilih calon yang berbeda.
Salah satu kubu bersikeras menuntut keadilan karena mereka menilai terdapat kecurangan yang dilakukan secara masiv dan tersistem secara besar-besaran yang dilakukan oleh kubu lainnya.
Siapa yang tau kebenarannya???
Pada akhirnya keputusan final hasil perhitungan pemilu tersebut resmi diumumkan dan dinyatakan bahwa terpilihlah Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang ketujuh adalah Pasangan nomor urut 2 (dua) yakni Jokowi-JK.
Selamat Pak Jokowi dan Pak JK, semoga selalu amanah dan dapat menunaikan JANJI pada saat kampanye dengan baik.
Namun belum berakhir sampai disitu saja.
Pasca Pelantikan tanggal 20 Oktober 2014 kemarin, digelarlah acara bertajuk 'Konser Rakyat' untuk merayakan kemenangan dan pelantikan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wail Presiden RI yang baru..
Acara 'Konser Rakyat' tersebut digelar menggunakan fasilitas publik yakni Monas.
Luarbiasa ramai dan penuh sesak acara yang dilaksanakan sampai larut malam tersebut hingga menghasilkan sampah yang luarbiasa banyak bahkan merusak keadaan monas.
Bagaimana pertanggungjawaban atas kerusakan tersebut???
Bahkan tersiar kabar bahwa di bawah gemerlap konser tersebut malah ada penusukan yang terjadi dan menimpa salah seorang polisi saat acara berlangsung.
Memang sampai saat ini pro dan kontra yang terjadi belum lah selesai, bahkan parlemen pun di kuasai oleh kubu tertentu yang menamakan diri Koalisi Merah Putih (KMP) sedangkan Koalisi lainnya menamakan diri mereka Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Para Pengamat politik pun banyak yang memberi tanggapan atas keadaan serta manuver yang dilakukan oleh masing-masing kubu yang tersebut (Kubu Prabowo-Hatta/KMP dan Kubu Jokowi-JK/KIH, entah itu tanggapan positif maupun negatif.
Saya selaku rakyat berdoa agar Indonesia dapat terus bereformasi ke arah yang lebih baik, lebih berprestasi, lebih positif serta saling bahu membahu membangun negeri ini, jangan sampai kita justru menjadi tamu di negeri sendiri akibat perpecahan yang terjadi di dalam tubuh anak negeri penerus bangsa tercinta ini.
Salam Indonesia Hebat dan Berjaya..."
1 komentar :
Wah, JANJI MANISNYA patut ditunggu realisasinya.
http://www.pkspiyungan.org/2014/10/ini-66-janji-manis-jokowi-saat-kampanye.html
Posting Komentar