Jangan pernah takut untuk bermimpi, namun jangan terlena hanya dengan impian, karena hidup tak selamanya malam. Masih ada pagi untuk menapakkan kaki, ada siang untuk berjuang, dan hari esok yang menantikan setiap impian dihadirkan menjadi kenyataan ***** MATI!!! SUDAH PUNYA BEKAL APA? *****Jika anda berfikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti anda sudah berada di jalan yang benar menuju sukses ***** Untuk mencapai tujuan diperlukan semangat, usaha dan kerja keras ***** Seorang pria barulah lengkap sebagai seorang pria bila ia telah menanam pohon, memiliki anak, dan menulis buku ***** Apalagi yang bisa dibanggakan selain menjadi diri sendiri. Bila kita saja sudah berusaha menjadi orang lain, maka siapa yang akan menghargai kita ***** Menilai itu dari apa yang kita rasakan, bukan dari apa yang kita lihat. Karena tidak semua yang kita lihat itu benar ***** Bila tak mampu membahagiakan orang yang dicintai, maka setidaknya janganlah menjadi penyebab kesedihan baginya ***** Melupakan orang yang pernah anda cintai, sesulit mengingat orang yang tidak pernah anda kenal ***** Hidup itu simple: Kalau sedih maka tersenyumlah dan kalau bahagia maka tertawalah ***** Cinta sejati adalah ketika kita justru mampu membiarkan orang yang kita cintai terus menjadi seperti dirinya apa adanya, bukan merubahnya menjadi seperti apa yang kita inginkan darinya ***** Jenius adalah manakala ia mampu menyederhanakan sesuatu yang rumit *****

Sabtu, 13 April 2013

Tentang Cinta

Baiklah, kali ini saya sangat ingin berbagi kepada anda sekalian petikan dari karya fonumenal salah satu pujangga yang saya idolakan.
Mungkin anda pun sudah sangat sering mendengarnya, ia adalah Kahlil Gibran.
Di sini saya bukan bermaksud untuk memaparkan biografi seorang Kahlil Gibran, melainkan coba ingin membagi sebuah petikan dari karyanya yang luar biasa dan sangat menyentuh hati.

Berikut goresan dari tangan dingin seorang Kahlil Gibran...

"Bila cinta mendatangimu, ikuti dia.
Walaupun jalannya sulit dan terjal.
Dan ketika sayapnya mengembang mengundangmu,
Walaupun pedang yang tersembunyi di antara ujung sayapnya dapat melukaimu..."


Dikutip dari buku berjudul "Sang Nabi", karya pujangga luar biasa Kahlil Gibran.

Semoga dapat berguna bagi anda pembaca semuanya dan kian membangkitkan hasrat jiwa pujangga yang tertidur di dalam diri anda.
( ^ _ ^ )




Jumat, 12 April 2013

Pujangga Kelana

Hallo pembaca sekalian, kali ini saya ingin berbagi sebuah puisi hasil dari 3 pujangga yang sedang naik daun (hehehehehe).
Coba untuk mengekspresikan buah-buah kata yang tersimpan di dalam relung jiwa.

Berikut ini puisinya. Silahkan dinikmati....

"Pujangga Kelana"

Darah muda,,,,
Sedih bergejolak dalam dada,
Membara menahan rasa,
Melewati cakrawala,
Menggelegar ke angkasa,
Melewati garis katulistiwa...

Kata-katamu,
Riuh mengalir bagai gerimis,
Membasuh luka dlm jiwa,
Menyibak tabir menyelimuti nusantara,
Melahirkan generasi cetar membahana sejagat raya...

Menyejukkan dahaga,,
Terpampang nyata,,

Oh dewata,
Beginikah arti takdir cinta pujangga...
Bila larut tiba terbayang wajahnya,kerinduanmu mesti semakin dalam,
Menerawang sejajar berkelam..
Tersapu manis raut wajah kusam,,

Oh,,,
Nestapa rasa melayang menghinggapi rapuhnya cinta yang bersemayam,
Oh dunia,,,
Syair-syair bergelombang membisikan raga,,
Menepis menyatu di jiwa,,,
Bergelombang memecahkan mata.

Menggelegar sudah sukma terasa,
Tidakkah hina cinta yg kurasa,

Bulan manakah hay durjana,
Yang kan sudi merapat raga pujangga kelana,
Dimanakah ianya berada,
Yang mampu menghapus dahaga dlm jiwa,
Jiwa pujangga kelana...


-"seanai"-

Karya Pujangga Cetar Membahana
(Zulaicha sitibarokah, Jimmy Romarten, Ihsan Gr)




Kamis, 11 April 2013

Refleksi

Refleksi diri merupakan cara ampuh untuk menilik lebih dalam nuansa bening dalam lubuk hati terdalam. Namun refleksi yang seperti apakah yang seharusnya dilakukan?a

Nah, kali ini mari kita coba sekilas membuka suara mengenai refleksi seperti apakah yang mestinya coba dilakukan terutama bagi orang-orang yang merasa dirinya seringkali dirubungi masalah yang seolah tanpa henti menyapa dan menyambangi kehidupannya.

Bagi sebagian orang yang merasa dirinya lemah dan memiliki kurang kepercayaan diri hal semacam ini bisa saja menjadi sebuah pemantik yang sangat ampuh untuk mendoktrin diri mereka tak mampu, lemah, rendah dan berbagai perasaan dan sudut pandang negative lainnya.

Ada begitu banyak hal yang dapat dibicarakan terkait dengan yang namanya refleksi ini. Namun saat ini coba kita sedikit persempit dan kerucutkan mengenai refleksi yang akan kita bahas kali ini.
Refleksi pada dasarnya memiliki pengertian sebagai berikut ini.
Definisi 'refleksi'

Indonesian to Indonesian
noun
1. 1 gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sbg jawaban suatu hal atau kegiatan yg datang dr luar: penyair pd hakikatnya adalah suatu -- dr masyarakat sekelilingnya; 2 gerakan otot (bagian badan) yg terjadi krn suatu hal dr luar dan di luar kemauan atau kesadaran; 3 ki cerminan; gambaran: penggunaan bahasa merupakan -- dr kecintaan thd bahasa itu;
me•re•flek•si•kan v mencerminkan: kata atau ucapan seseorang, biasanya ~ isi hatinya;
te•re•flek•si•kan v dapat direfleksikan: suasana perkampungan di Yogyakarta pd masa kolonial ~ dl arsitektur tradisional di paviliun itu

Namun demikian belakangan ini kata refleksi kian rutin meluncur baik dalam media televise maupun media cetak. Saya coba ingin bertanya menurut persepsi anda apakah sebenarnya refleksi itu??
Simpan saja jawaban anda itu tanpa anda harus memberitahukan jawaban anda pada orang lain.

Sebuah kata yang cukup simple, mudah untuk diucapkan dan memiliki nuansa elegan yang cukup menawan hati setiap pengucap kata tersebut. Indah bukan, arti dari sebuah kata lalu kemudian bisa berkembang dan maju kea rah konsentrasi dan keuntungan besar lainnya yag mampu diperolehnya baik untuk saat ini dan yang terpenting adalah bagaimana terkait dengan anaknya.

Ungkapan kata refleksi ini seringkali diguanakan oleh mereka-mereka yang suka berkampanye dan membanggakan dirinya. Namun sebelumnya saya ingin bertanya apakah anda sudah mandi sebelum membaca artikel ini?
Jika YA, maka selamat anda di bawah manajer operasional, dan lain-lain.
















Jumat, 05 April 2013

Keyakinan (Believeness)

Manusia berjalan di muka bumi ini degan berdasar kepada sebuah kepercayaan yang ia yakini. Dengan kepercayaan itu maka manusia mampu bertahan dalam berbagai kondisi kehidupan yang ia alami. Sakit, marah, kecewa, senang, bahagia, dan berbagai rasa lainnya yang terkadang justru bercampur aduk dalam berbagai kondisi maupun dalam satu kondisi membuat hidup ini terasa lebih hidup.

Mungkin bagi beberapa orang akan terlihat aneh atau justru menakjubkan ketika melihat ada orang yang mampu berjalan di atas bara api tanpa menggunakan alas kaki. Namun hal semacam ini bukanlah fenomena yang aneh ketika kita mengetahui jurus rahasianya. Apa jurus rahasianya itu?? Ya, seperti yang saya katakandi awal tadi, jurus rahasianya adalah keyakinan. Keyakinan dalam diri bahwa ia mampu melakukannya (berjalan di atas bara api), apalagi jika ditambah dengan sering berlatih maka otak tubuh dan alam semesta akan mengamini keyakinan kita tersebut sehingga memberikan sebuah kekuatan tersendiri bagi diri manusia untuk mampu melakukan berbagai hal yang ia yakini termasuk hal yang dianggap tidak mungkin sekali pun bagi kebanyakan orang. Oleh karena itulah ada pepatah yang mengatakan bahwa “Jika kau yakin dan berfikir kau bisa, maka kau akan bisa. Begitupun sebaliknya”

Seperti yang dikatakan Hudges bahwa “Keberhasilanmu hanya dibatasi oleh fikiran dan perbuatanmu”. Jadi, fikiran positif dan yakin bahwa ia bisa melakukannya yang kemudian disertai dengan tindakan positif untuk mengimplementasikan rencana kesuksesan yang akan diraih tersebut maka hal itu akan menjelma menjadi sebuah karya luar biasa yang mungkin tak terfikir oleh kebanyakan orang pada umumnya.

Keyakinan,
Merupakan sebuah kata penuh makna yang mampu mengubah manusia menjadi sosok luar biasa yang berbeda dan tak disangka sebelumnya.
Seorang kekasih mampu bertahan menanti pasangannya mungkin dengan waktu yang cukup lama, tak sekedar bulanan tapi kurun waktu tahunan, tanpa adanya keyakinan bahwa mereka dapat bersatu dan bersama maka hal itu mustahil dapat dilakukan. Kemudian pasangan suami istri yang mampu menjalin rumah tangga mereka hingga pun ajal memisahkan mereka tak akan bisa dilakukan jika tak ada keyakinan bahwa mereka dapat melalui berbagai dilema dan problematika rumah tangga mereka. Para pekerja yang memacu tubuh dan fikiran mereka hingga kelelahan menggelayuti diri mereka, tak akan mampu mereka terus bertahan dalam kondisi tekanan yang ada jika tidak ada keyakinan bahawa mereka akan memperoleh kehidupan yang lebih baik di kemudian hari dengan terus berusaha dan bertahan dengan terpaan badai kehidupan mereka.

Banyak sudah contoh nyata di kehidupan ini yang dapat kita ambil hikmahnya untuk kita serap intisarinya dan memadu padankan pada kondisi kekinian kita. Beberapa saat yang lalu terdengar kabar bahagia dari seorang pengamen cilik yang saat ini menjelma menjadi artis baru di balntika music nusantara. Namanya Tegar, pengamen cilik ini berhasil meraih kebahagiaannya di dunia music setelah mampu bertahan dalam kejamnya hidup jalanan sebagai pengamen jalanan. Seperti yang ia ungkapkan dalam lagunya,

Ku yang dulu bukanlah ku yang sekarang,
Dulu ku ditendang
Sekarang ku disayang
Ku yang dulu bukanlah ku yang sekarang
Dulu ku menderita
Sekarang ku bahagia


Sebait lagunya tersebut mengilhami kita bahwa kebahagiaan itu dapat sangat kita rasakan manakala penderitaan telah mampu kita lalui. Tentu saja tak secepat dan semudah yang anda bayangkan untuk meraih kesuksesan yang manis itu. Dibutuhkan pengorbanan, ketekunan, keyakinan, serta pantang menyerah dalam meraihnya.

Thomas Alfa Edison membutuhkan ribuan kegagalan untuk menciptakan karya luar biasanya lampu pijar yang kini telah menerangi bumi di kala gelap mulai menyelimuti. Bayangkan jika dahulu ia menyerah untuk menemukan lampu pijar ini, mungkin bisa jadi kita tidak bisa menikmati bola-bola lampu bercahaya seperti saat ini. Pertanyaannya adalah mengapa ia bisa bertahan dengan kegagalan demi kegagalan yang ia alami? Ya, jawabannya lagi-lagi adalah keyakinan. Ia yakin dengan apa yang ia lakukan dan ia yakin bahwa kegagalan demi kegagalannya tersebut membuat dirinya kian dekat dengan keberhasilan yang ia impikan, oleh karena itulah ia mampu bertahan hingga pada akhirnya berbuah manis dengan keberhasilan dari penelitiannya hingga menghasilkan lampu pijar pertama di muka bumi.

Sebuah contoh lagi dari Sang pembawa rahmat bagi seluruh alam, Muhammad S.A.W. jika dahulu Ia menyerah untuk membawa dan menyebarkan Islam di muka bumi maka apakah yang akan terjadi? Silahkan anda simpan jawaban anda di benak anda sendiri.

Lihatlah sekelilingmu dan rasakan betapa hidup ini penuh dengan perbedaan namun tetap mampu manusia yang satu berdampingan dengan manusia lainnya dan semua makhluk hidup di sekitarnnya. Hal tersebut bisa terjadi berkat keyakinan di dalam hati mereka dan kita semua bahwa kita mampu berjalan bersama dengan trek yang mungkin berbeda-beda yang kesemuanya itu akan bersinergi sehingga menghasilkan kolaborasi dari elaborasi yang luar biasa di luar jangkauan logika manusia itu sendiri.

Jadi intinya kali ini saya ingin mengatakan bahwa untuk mencapai apapun dalam hidup anda maka hal utama yang anda butuhkan adalah sebuah KEYAKINAN. Tanpa adanya keyakinan dalam diri andad maka hal apapun yang anda lakukan tak akan mampu begitu melejit dan menjelma menjadi sesuatu yang luar biasa baik bagi diri anda pribadi maupun bagi orang lain di sekitar anda.

Kemudian timbullah sebuah pertanyaan baru setelah itu, bagaimana caranya menumbuhkan keyakinan di dalam diri agar mampu bertahan dari berbagai dialektika kehidupan ini???
Jawabannya sederhana saja namun tak banyak orang yang mampu melakukannya.
Cara menumbuhkan keyakinan dalam diri anda bahwa anda mampu dan bisa adalah dengan cara mengenali diri anda sendiri terlebih dahulu. Kenali potensi dan bakat anda, kenali profil kepribadian anda, kenali gaya berfikir anda, kenali karakter anda, kenali diri anda sendiri jauh ke dalam potensi yang anda miliki. Dengan cara itu maka anda akan mengetahui kemampuan diri anda sesungguhnya sehingga kemudian akan menciptakan sebuah keyakinan dalam diri bahwa anda mampu melakukan suatu hal tertentu dengan luar biasa sesuai dengan potensi yang anda miliki.

Demikian sekelumit torehan singkat yang dapat saya bagi kali ini. Kali ini tulisan saya ini akan saya akhiri dengan sebuah kalimat penuh makna seperti yang dikatakan oleh panglima perang yang sangat terkenal Sun Tzu yakni “Kenalilah musuhmu, kenalilah diri sendiri. Maka kau bisa berjuang dalam 100 (seratus) pertempuran tanpa risiko kalah. Kenali bumi, kenali langit, dan kemenanganmu akan menjadi lengkap.”

Semoga bermanfaat. Anda dapat memfollow twitter saya di @jimmy_romar10

Make You Become The Most Qualified Person



Kamis, 04 April 2013

Kesetiaan Suami Istri

Ada masa di mana kita coba berkhayal tentang keindahan dunia yang fana ini. Terlebih bagi pasangan kekasih yang sedang asyik memadu cinta mereka, seolah orang lain di dunia ini hanya numpang dan ngontrak saja.
Betapa indah rasanya kala masa itu sedang bersemi pada pasangan tersebut. Namun kali ini saya ingin coba sedikit berbagi kisah tentang bagaimana seseorang dapat bertahan pada pasangannya meski apapun yang terjadi. Meskipun pedihnya penderitaan setia menemani.

Kisah ini berasal dari sebuah daerah yang cukup jauh dari keramayan khalayak masyarakat sosialitas lainnya di daerah tersebut. Eits,,, jangan berfikir bahwa kisah ini adalah kisah sepasang kekasih yang status hubungannya adalah pacaran, kisah ini mengenai pasangan suami istri yang tangguh.

Kenapa saya sebut tangguh???
Bisa kalian interpretasikan sendiri kira-kira definisi tangguh saya ini setelah usai membaca kisah ini. Sepasang suami istri yang kini telah beranjak usia, usia mereka saat ini berkisar 68 dan 70 tahun. Ya, usia yang cukup banyak sudah mengenyam berbagai pengalaman asam garam kehidupan.

Tidak seperti pasangan suami istri lainnya, saya coba akan memaparkan kondisi dari masing-masing mereka terlebih dahulu.

Sang suami yang kini berusia 70 (tujuh puluh) tahun mengalami masalah kesehatan, kaki kanannya kini sudah tidak normal layaknya dahulu, untuk berjalan pun dia mengalami sedikit kesulitan. Hal tersebut membuatnya tidak mampu lagi berjalan dengan kecepatan normal layaknya orang lain yang memiliki kaki yang masih normal. Pekerjaan sehari-hari sang suami ini adalah pemulung sampah berupa bekas gelas-gelas air mineral baik kaleng maupun plastik. Setiap harinya ia mulai bergrilya sejak pukul delapan pagi hingga pukul lima sore untuk mengumpulkan buruannya tersebut.

Dari tong sampah ke tong sampah lainnya ia menikmati aroma di tempat pembuangan tersebut, namun ia tetap bisa tersenyum lebar dan menasehati saya dengan ucapan layaknya orang yang tak mengalami masalah dalam kehidupannya. Ia berucap kepada saya seperti ini, “Tidak usah risau mas dengan hidup ini, susah senangnya itu sudah ada jalannya masing-masing, cukup kita nikmati dan berusaha saja sekuatnya, Allah itu tidak buta kok”, lalu ia tersenyum seraya berlalu untuk melanjutkan perburuannya.
Mendengar ucapan itu saya cukup tersentak, bagaimana bisa seorang renta yang untuk makan setaip harinya saja harus ketar-ketir dan kadang kala tak bisa makan hingga harus mengganjal perut hanya dengan minum air mineral saja justru mampu berujar dengan leluasanya seperti itu kepada seorang anak muda yang memiliki penghasilan jauh di atasnya.

Hal tersebut membuat renyuh hati ini dan kemudian entah darimana asalnya perasaan itu muncul, tiba-tiba saya merefleksi perjalanan hidup saya dan coba membandingkan dengan kehidupan bapak itu. Sungguh aneh, mengapa saya tidak mampu seperti sia, apakah saya telah terlalu sombong dengan pencapaian sya yang justru pada kenyataannya belumlah berarti apa-apa.

Seperti biasanya setiap sore hari bapak itu lewat di depan kantor saya dan memburu sampah-sampah yang dapat ia uangkan di kotak sampah kantor saya. Kali ini saya semapatkan untuk berbincang-bincang dengannya lagi. Saya coba mencari tahu terkait kondisi keluarga dan anak-anaknya.

Saya : anaknya dimana pak?
Bapak : ada mas, semuanya ada di provinsi tetangga mas.
Saya : ooo, trus bapak disini sama siap pak?
Bapak : Cuma saya sama istri aja mas, sengaja menjauh dari keluarga besar. Saya takut membebani mereka. Apalagi anak-anak saya yang sekrang untuk menghidupi keluarga kecilnya saja susah.
Saya : berarti di sini benar-benar gak ada saudara ya pak?
Bapak : iya mas, tapi saya yakin aja lah. Allah itu tetap ngeliat saya kok.

(suasana diam sesaat, saya coba mencerna ucapan bapak itu. Kemudian saya mulai berbincang lagi dengannya)
Saya : oke deh, salam buat istri ya pak.
Bapak : terimakasih ya mas.
(kemudian dia melanjutkan perjalannya berburu)

Cukup sekian sedikit kisah tentang sang suami, sekarang saatnya saya sedikit memaparkan kondisi sang istri tercintanya yang selalu setia menunggu kepulangan sang suami ke rumah mungil mereka (maksud saya kontrakan).

Sang istri yang pula kini memasuki usia setengah abad lebih itu ternyata pun mengalami masalah terhadap kondisi fisiknya. Kaki kanan sang istri ini telah lumpuh akibat penyakit yang ia alami beberapa tahun yang lalu. Ia hanya bisa menunggu saja di rumah karena kelumpuhan itu. Ia kini tak mampu lagi ikut menemani sang suami beredar di permukaan bumi ini berburu sampah. Kemampuannya dalam mengurus rumah adalah satu-satunya yang masih dapat ia lakukan, mulai dari memasak dan menyugukan makanan. Selain daripada itu sudah tak mampu lagi ia lakukan.

Dengan kondisi seperti itu, mereka tidak kemudian saling menyalahkan satu sama lainnya. Mereka kemudian saling mendukung dan memotivasi saja. Saling mengisi di setiap kekosongan dari masing-masing pasangan mereka. Ternyata dengan kesadaran bahwa mereka saling memiliki dan saling menyayangi dengan tulus itu lah yang membuat jalinan mereka mampu bertahan sekian tahun lamanya itu.

Bukanlah harta, bukanlah fisik, bukanlah jabatan, dan bukanlah rumah gedongan yang menjadi acuan dasar mereka menjalin hubungan tersebut. Dan hal tersebut yang mungkin kini telah banyak terlupakan oleh banyak pasangan, terlebih para muda-mudi zaman sekarang.

Seperti saduran dari sebuah lagu india yang cukup terkenal bahwa hubungan itu akan terus berkembang di dalam hati sang empunya dengan mempertahankan 7 (tujuh) prinsip dasarnya yakni :

Setia, Kasih, Sayang, Rindu, Percaya, Jujur, dan Sehati.

Maka yakinlah hubungan kalian akan bertahan hingga maut memisahkan raga dari masing-masing kalian. Jangan tergoda tuk mengarungi bahtera baru dengan pelayar lainnya meski apapun indahnya iming-iming dan godaan yang ada.

Sekian kisah kali ini dan akan saya tutup dengan sebuah kata-kata yang cukup mengilhami saya sebagai berikut :

“Saya akan mempertahankan dia yang mau dan mampu bertahan bersama saya mulai dari titik nol hingga saya mencapai titik puncak. Bukan dia yang hanya menunggu saya di posisi puncak.”

Semoga bermanfaat….”











Rabu, 03 April 2013

Jenuh sama pasangan

Banyak orang yang bilang akan selalu “setia” pada pasangan mereka masing-masing, terutama saat awal mereka menjalin hubungan. Namun sadarkah anda bahwa dalam setiap hubungan pasti akan mengalami suatu titik jenuh dan kebosanan tertentu.
Sehingga manakala saat itu menghampiri para pasangan yang memang sedang mengalami suatu masalah dalam hubungan mereka maka hal tersebut justru dapat menjadi pemicu yang sangat efektif untuk memulai keributan yang dapat berujung pada perpisahan maupun “pengkhianatan”.

Di saat sebuah hubungan sedang diterpa masalah, biasanya masing-masing personal memiliki cara tersendiri untuk memanage masalah tersebut. Tapi, sebuah perselisihan kecil ini dapat berpeluang membesar manakala ada sosok lain di luar mereka yang datang mengahampiri masing-masing pasangan dan seolah sangat mengerti dengan apa yang mereka rasa yang justru pasangan mereka tidak bisa memberikan hal tersebut.



Contoh kecil saja, saat sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan yang cukup lama misalkan tiga atau sampai lima tahun. Tentu saja dengan jangka waktu selama itu mereka cukup banyak telah mengerti karakter dan tingkah pola pasangan mereka masing-masing.
Sebaliknya pula dengan jangka waktu selama itu, justru hubungan mereka kian lama kian terasa monoton sehingga bila salah satunya berprilaku tidak seperti biasanya mereka menganggap pasangannya sudah mulai berubah, tidak sayang lagi, atau bahkan muncul kecurigaan apakah ada sosok lain yang telah mengisi ruang hati pasangan mereka yang kini membuat mereka berpaling dan menjauh dan terlihat mencari-cari celah untuk mengucapkan kata perpisahan.

Masih lebih baik jika kemudian menjalin hubungan baru tetapi sudah terlebih dahulu memastikan perpisahan pada masing-masing pasangan. Hal tersebut justru akan lebih fear dan bisa untuk difahami manakala mantannya kemudian hari menjalin hubungan baru dengan orang lain.

Sebaliknya jika menjalin hubungan baru namun dengan pasangan yang lama pun masing pada posisi atau berstatus pasangan maka hal ini akan sangat menyakitkan masing-masing pihak, terlebih jika sosok baru dalam hubungan yang baru dijalin tersebut tidak mengetahui bahwa pasangan mereka ternyata masih menjadi milik orang lain, atau dalam bahasa kerennya ya fenomena ini disebut “PERSELINGKUHAN”.

Adanya perselingkuhan terselubung hanya akan menyisakan dan membuat sakit masing-masing pasangan tersebut, ditambah lagi karena posisi mereka merupakan sebuah pengkhianatan dari pasangan masing-masing maka geraknya pun tidak bisa leluasa, mungkin hanya pada waktu-waktu tertentu dan pada tempat-tempat tertentu saja jika ingin bertemu.

Bayangkan betapa sakitnya jika mengetahui bahawa pasangan kita mengkhianati kita, ini sungguh sakit terasa. Kemudian rasakan pula bila orang yang kita selingkuhi itu tidak mengetahui jika kita masih memiliki pasangan, hingga akhirnya rahasia itu pun terbongkar. Bukankah hal itu justru akan sangat menyakitkan, hal ini terlepas dari sebuah pengalaman yang juga bisa kita petik darinya. Namun, ketika pengkhianatan dan kebohongan ini dilakoni atas dasar karena rasa jenuh, sakit hati, atau sekedar pelampiasan semata tetap saja kita tidak bisa memungkiri bahwa hati itu telah tergores.

Yang selama ini mungkin telah serius menjalin hubungan untuk kemudian masuk ke jenjang yang lebih serius lagi namun ternya kandas akibat sebuah pengkhianatan dan kebohongan dari orang yang dicintai.
Jadi, saran saya untuk anda yang saat ini sedang melakukan petualangan cinta dengan banyak atau lebih dari satu orang maka hentikanlah petualangan tersebut sebelum ‘korban’ sakit hati bertambah banyak lagi.
Jangan lagi menimbulkan peserta sakit hati dalam lingkaran sakit hati percintaan anda. Betapa orang yang telah mencintai anda setulus hati mereka akan merasa sangat kecewa dan sakit hati terlebih mereka akan frustasi jika dikhianati oleh orang yang selama ini dianggapnya sang tambatan hati terlebih jika hubungan tersebut sudah terjalin sejak lama.

Bicarakanlah baik-baik dari hati ke hati mengenai problem dalam hubungan anda dan biarkan hasil komunikasi tersebut menuntun arah hubungan anda ke depan akan bagaimana selanjutnya. Mulailah menjalin hubungan baru jika anda memang sudah benar-benar tidak menjadi milik orang lain lagi.

Belajar setia deh, kalau memang hubungan tersebut tidak baik dan tidak patut dipertahankan maka berpisah bukanlah opsi yang buruk untuk dipertimbangkan bagi kebaikan bersama.

INGAT…!!!
Setiap sebuah kebohongan akan melahirkan ribuan kebohongan lainnya, dan untuk mengakhiri ribuan kebohongan hanya dibutuhkan sebuah kejujuran, terutama jujur pada diri sendiri.

Untuk mampu melakukan hal tersebut maka anda harus mampu menjadi diri sendiri.

Apalagi yang bisa dibanggakan selain menjadi diri sendiri. Jika kita saja sudah berusaha menjadi diri orang lain, maka bagaimana orang akan menghargai kita…”
Cukup sekian dan semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.













Senin, 01 April 2013

Keterbukaan

Adakalanya seseorang tidak mampu untuk menahan seluruh beban yang ia hadapi. Manakala hati ingin merasa sendiri dan tak ingin diganggu oleh siapapun maka di saat itu bisa dipastikan bahwa anda membutuhkan orang lain atau teman, atau seseorang yang dapat dijadikan perantara untuk mengungkapkan beban hidup yang kamu alami.


Setegar dan sekuat apapun seseorang menahan dan menanggung beban hidupnya pasti ada titik klimak untuk beban itu keluar ke permukaan. Namun, bila momen keluarnya tidak tepat maka hal tersebut dapat menimbulkan masalah yang berbuntut masalah lainnya.

Seperti kata pepatah, “Dokter itu kalau sakit ya mesti cari dokter lain untuk menyembuhkan penyakitnya”. Nah, kira-kira begitulah perumpamaan manakala gundah sedang menggelayuti hidup seseorang. Memang tidaklah mungkin kita terlepas 100% dari masalah dalam hidup ini, namun bukan berarti masalah itu tak ada jalan keluar atau solusi yang menjadi kunci pembukanya.

Manusia dianjurkan untuk bekerja keras dan maksimal, lalu kemudian Allah mengatakan mintalah pertolonganKu dengan sabar dan shalat. Jadi, selaku umat beragama, terutama umat Islam sudah selayaknya kita yakin dengan janji itu. Setiap masalah adalah batu loncatan untuk kemudian kita naik ke level berikutnya yang lebih tinggi lagi.

Dibutuhkan keyakinan, kerja keras, optimisme tinggi dan semangat api membaja yang pantang menyerah untuk meraih kesuksesan yang manis terasa itu. Tidaklah mungkin kita dapat merasakan manisnya kesuksesan bilaman kita tak pernah merasakan pahit getirnya sebuah awal dalam melangkah mengawali perjalanan meniti kesuksesan tersebut. Kata-kata ini mungkin lebih mudah tuk diungkapkan dibandingkan penerapannya.
Setiap manusia tidaklah mungkin bisa hidup seorang diri di atas muka bumi ini, setidaknya ia akan membutuhkan seseorang di sisinya sebagai teman maupun pendamping hidupnya.

Setiap hal yang terjadi dalam problematika hidup ini tergantung dari penyikapan orang tersebut. Apakah kita akan terus berlarut-larut dalam masalah tersebut, atau sebaliknya mengambil keputusan untuk tindakan apa yang harus dilakukan saat ini. Jangan hanya menutup diri, memendam setiap permasalahan yang ada dan menganggap bahwa orang lain tak akan membantu apapun dalam masalah yang dialami tersebut. Namun sebenarnya, dengan kita sedikit berbagi cerita (curhat) tentang masalah kita kepada orang yang tepat dan dapat dipercaya maka hal itu sedikit banyak dapat mengurangi beban yang kita fikirkan.

Sebenarnya ketika anda merasa kesepian, tidak ada orang yang memperhatikan anda. Sebenarnya hal tersebut merupakan sebuah indikasi bahwa anda membutuhkan sebuah perhatian khusus dari orang-orang tertentu yang tak hanya sekedar teman biasa.

Saat kita pun tak terbiasa untuk berbagi cerita, maka hal tersebut pun akan menimbulkan sedikit problem dalam sosialitas kita. Jadi, intisari dalam season kali ini adalah bahwa sedikit terbukalah terhadap seseorang agar dapat membuka tabir yang sedang menutupi hati yang berselimut gundah tersebut. Dengan berbagi, setidaknya kamu akan merasakan sebuah kelegaan yang mungkin tidak akan kamu dapatkan ketika hal tersebut kamu pendam seorang diri.

Mulailah terbuka kawan, karena tidak selamanya semua masalah itu dapat kamu tanggung sendiri.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes