Ramadhan
1424 H sebentar lagi akan berlalu meninggalkan kita.
Banyak pelajaran
dan pengalaman yang saya peroleh dalam waktu singkat kali ini.
Wahai para
pengejar mimpi, apa kabar kalian semua??
Sudah sejauh
mana impian kalian dapat kalian capai??
Ada beberapa
hal yang kuperoleh kali ini, yang sebenarnya secara teori aku telah
mengetahuinya, namun secara praktiknya aku pun belum lulus uji…
Hehehehe
Apa itu?
Itu adalah
konsep “SYUKUR”
Selama ini
bahkan di bangku kuliah pun aku telah mengetahuinya, namun ternyata begitu
banyak hal dalam hidupku ini yang tidak aku syukuri.
Begitu banyak
nikmat yang terlewat begitu saja seolah tiada arti dan tak kusyukuri sama
sekali.
Ya Rabb,
ampuni aku ini yang dengan angkuh dan sombongnya tak menyadari dan tak
mensyukuri nikmat-Mu.
Aku mengejar
obsesi hidupku dengan begitu angkuhnya mungkin selama ini. Tanpa kusadari
ternyata begitu banyak pula yang tak kusyukuri. Mulai dari keluarga yg luar
biasa, orang tua, adik-adikku yang begitu gigih dan luar biasa, nikmat sehat,
nikmat iman, nikmat Islam, dan masih banyak nikmat-nikmat lainnya.
Dan tak satu
pun yang kusyukuri selama ini.
Papaku beberapa
waktu yang lalu pernah berkata kepada kami anak-anaknya:
“Saat ini kita telah berbeda dengan dulu,
perahu yang selama ini kita naiki untuk berlayar telah kita hancurkan sebelum
kita sampai ke tepi. Jadi, jika kita ingin hidup dan terus maju maka
berenanglah hingga tepian”
Bukan tanpa
alasan ia mengatakan kalimat tersebut, aku sangat tahu dan sangat menyadarinya.
Terimakasih Ya
Rabb, Kau memberikan ayah yang begitu kuat dan tegarnya menghadapi ujian hidup
ini.
Aku sangat
ingin membawa kedua orang tuaku berangkat haji bersama dalam keadaan sehat wal
afiat. Kemudian menyekolahkan kedua adikku hingga jenjang pendidikan tertinggi.
Aku sangat
berharap kedua adikku menjadi orang hebat, sukses dalam karir dan keluarga,
kaya, sejahtera, serta menjadi kebanggaan nusa bangsa serta keluarga.
Amiiiin…………
Aku tidak
tahu masa depanku akan seperti apa dan bagaimana, aku tak tahu apa dan
bagaimana rencana Allah untukku, namun itu semua bukan berarti aku harus putus
asa dan jatuh dalam kehidupan dunia.
Aku yakin
bahwa setiap apa yang kita lakukan pasti mendapatkan balasan baik secara
langsung maupun tidak langsung, cepat atau lambat.
Memang benar
aku pun seringkali berkata dalam hati, ya Allah, selama ini aku tidak banyak
tingkah, ibadah insyaallah aku taati, namun di luar sana aku melihat bahwa
orang-orang yang justru lalai kepadamu, banyak membuat kerusakan malah bisa
hidup bahagia dan dengan begitu enaknya menjalani hidup. Mengapa???
Kemudian aku
disadarkan oleh seorang ustad yang selama ini kukenal, dalam sebuah momen aku
bersilaturrahim ke kediaman ustad ini. Berbincang, aku pun kemudian mencurahkan
keluh kesahku kepadanya. Dengan indahnya ia memberikan dukungan serta nasehat
kepadaku.
Aku pun akhirnya
sadar bahwa kehidupan dunia ini adalah wadah belajar, berbakti serta
mempersiapkan kehidupan abadi di akhirat kelak.
Allah berfirman
dalam al-qur’an bahwa manusia akan diuji dengan 3 hal dalam hidupnya yakni
ketakutan, kekurangan buah-buahan dan harta.
Barang siapa
yang mampu lulus dengan baik dari ujian tersebut akan mendapatkan kenaikan
kelas yakni ditinggikan derajatnya (….insyaallah….)
Pun saat
kuliah dulu dosenku pernah mengatakan bahwa barang siapa mengejar dunia maka ia
tak akan pernah mendapatkannya, namun barang siapa mengejar akhirat dengan
keridhoan Illahi maka dunia akhiratlah yang akan didapatkannya.
Mengapa demikian?
Karna Allah adalah sumber dan akhir dari segala apapun itu.
Jikalau jalan
dakwah agama ini begitu mudah maka pasti banyak yang masuk dan bertahan di
dalamnya, untuk itulah setiap insan pasti mendapatkan ujian berdasarkan kadar
keimanan mereka masing-masing yang tujuannnya adalah untuk mensortir dan
memilah-milah mana yang terbaik, mana yang baik, mana yang perlu banyak
perbaikan agar layak. Layak untuk apa, layak atas apa? Layak menurut penilaiaan
Sang Illahi Rabbi dalam kategori yang telah Ia tentukan.
Nah, konsep
syukur yang diawal kita bicarakan ada dalam poin ini, begitu pentingnya
bersyukur itu karena Allah mengatakan “Barang siapa yang bersyukur atas nikmat-Ku
maka akan Kutambah nikmat baginya”
Yakinlah bahwa
segala yang terjadi dalam hidup kita ini telah ada yang mengaturnya, tak
mungkin kita dibiarkan, ditelantarkan begitu saja.
Tugas kita adalah
berdoa memohon petunjuk dan kemudian berusaha semaksimal dan sebaik mungkin
yang kita bisa kemudian menyerahkan perjalanan serta hasil akhirnya pada Yang
Kuasa.
0 komentar :
Posting Komentar