Jangan pernah takut untuk bermimpi, namun jangan terlena hanya dengan impian, karena hidup tak selamanya malam. Masih ada pagi untuk menapakkan kaki, ada siang untuk berjuang, dan hari esok yang menantikan setiap impian dihadirkan menjadi kenyataan ***** MATI!!! SUDAH PUNYA BEKAL APA? *****Jika anda berfikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan dan hari esok tanpa rasa takut, berarti anda sudah berada di jalan yang benar menuju sukses ***** Untuk mencapai tujuan diperlukan semangat, usaha dan kerja keras ***** Seorang pria barulah lengkap sebagai seorang pria bila ia telah menanam pohon, memiliki anak, dan menulis buku ***** Apalagi yang bisa dibanggakan selain menjadi diri sendiri. Bila kita saja sudah berusaha menjadi orang lain, maka siapa yang akan menghargai kita ***** Menilai itu dari apa yang kita rasakan, bukan dari apa yang kita lihat. Karena tidak semua yang kita lihat itu benar ***** Bila tak mampu membahagiakan orang yang dicintai, maka setidaknya janganlah menjadi penyebab kesedihan baginya ***** Melupakan orang yang pernah anda cintai, sesulit mengingat orang yang tidak pernah anda kenal ***** Hidup itu simple: Kalau sedih maka tersenyumlah dan kalau bahagia maka tertawalah ***** Cinta sejati adalah ketika kita justru mampu membiarkan orang yang kita cintai terus menjadi seperti dirinya apa adanya, bukan merubahnya menjadi seperti apa yang kita inginkan darinya ***** Jenius adalah manakala ia mampu menyederhanakan sesuatu yang rumit *****

Sabtu, 18 Juni 2011

Nasionalisme dalam Bingkai Humoris

Belakangan ini isu nasionalisme seperti sangat santer dibicarakan. Tak ayal, hal ini mulai kian berdengung ketika Timnas merah putih mulai menapakkan kaki di pergulatan piala AFF yang dulu dikenal dengan nama piala Tiger. Munculnya sosok seperti Irfan Bachdim dan Cristian Gonzales lah yang menjadi stimulus melalui penampilan apik mereka ketika Timnas berhasil menghempaskan Laos dengan skor telak 6-0 kemudian Malaysia yang juga di hancurkan dengan skor 5-1 walaupun pada akhirnya Indonesia hanya berada di posisi runner up dan Malaysia yang memenangkan AFF Cup itu. Tapi hal tersebut telah cukup untuk menjadi stimulus kebangkitan rasa Nasionalisme bagi masyarakat Indonesia saat ini.
Di lain pihak ada yang telah lebih dulu menyuarakan isu Nasionalisme lewat aksi panggung dan suasana yang dibalut guyonan dan candaan. Ya, itu adalah sebuah acara di salah satu stasiun TV swasta kita, Opera Van Java atau yang lenih dikenal dengan sebutan OVJ di kalangan masyarakat. OVJ telah sejak lama mengangkat isu-isu Nasionalisme dalam lakon mereka. Dengan balutan lakon kocak dan menghibur, mereka menyampaikan banyak pesan moral kepada seluruh penonton acara tersebut.
Acara yang digawangi oleh Parto sebagai dalang, dan Sule, Aziz gagap, nunung, andre ‘Stinky’ sebagai wayangnya. Banyak kisah yang mereka tuangkan melalui lakon masing-masing. Sebagai pelawak, mereka mencoba membuka mata dan hati semua orang akan hal-hal yang selama ini menjadi penjerat rasa kesatuan bangsa Indonesia saat ini. Mayoritas masyarakat menyukai acara tersebut, sehingga kini penonton dari acara tersebut hampir sama dengan separo jumlah penduduk indonesia.
Pertanyaan besarnya adalah, Mengapa ketika semua orang mencoba menyuarakan Nasionalisme tetapi pemerintah dan segenap aparatnya malah seakan menutup rapat-rapat mata dan telinga mereka. Ada apa denganmu wakil-wakil rakyat?
Kala rakyat menderita tak ada yang mencoba mengulurkan tangan, tetapi setelah di serang oleh pers maka barulah mereka seakan kebakaran jenggot dan mengadakan ini itu, pertemuan ini itu, dan bla bla bla. Begitukah sosok yang layak? Kemana janji yang ketika mereka kampanye selalu diteriakkan?
Ibu pertiwi pasti menangis perih melihat kenyataan di bumi Indonesia saat ini. Banyak rampok-rampok berdasi yang tak mengenal pri kemanusiaan merajalela. Di mana Nasionalisme dari bangsa yang besar ini? Tanyakan pada rumput yang bergoyang. Selayaknya para wakil-wakil rakyat ini berkaca pada lakon dari wayang-wayang OVJ. Meskipun hanya berlakon sebagai wayang, namun mereka mampu menyampaikan pesan moral, kritiikan, sserta masukan kepada seluruh penontoonnya.
Mahasiswa susah payah berorasi di jalan, di bawah terik matahari, tanpa gaji/upah atau imbalan apapun demi menyuarakan suara rakyat, seperti kata Ruhut Sitompul, “suara rakyat adalah suara Tuhan”.
Wayang-wayang OVJ ini meneriakkan beerbagai pesan dalam lakonnya, seharusnya ‘mereka’ mampu membaca apa yang disampaikan itu jika mereka memang memiliki hati yang merakyat.
Di tahun baru 2011 ini yang dimulai dengan kebangkitan rasa Nasionalisme rakyat Indonesia semoga mampu terus membuat perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Di sana gunung di sini gunung, di tengah-tenganhya pulau jawa, wayangnya bingung lah dalah dalangnya lebih bingung, yang penting bisa ketawa. Maju terus Indonesia.

0 komentar :

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes